Restui Serangan Israel, Serangan militer Israel terhadap Iran tampaknya tidak akan selesai dalam hitungan hari. Menurut pejabat tinggi Amerika Serikat dan Israel, operasi ini diperkirakan akan berlangsung selama berminggu-minggu dan dilaksanakan dengan restu diam-diam dari pemerintahan Presiden Donald Trump. Seorang pejabat Israel mengatakan kepada CNN bahwa pemerintah AS tidak mempermasalahkan durasi panjang dari kampanye militer ini dalam diskusi internal. Sejalan dengan itu, seorang pejabat Gedung Putih menyebut bahwa pemerintahan Trump sepenuhnya mengetahui dan secara implisit mendukung rencana Israel.
Informasi Bocor! Diam-Diam AS Restui Serangan Israel ke Iran
Ketegangan antara Israel dan Iran kembali memanas setelah serangan udara besar-besaran Israel di Teheran pada 13 Juni 2025, yang menewaskan sedikitnya 86 orang dan melukai lebih dari 340 lainnya. Namun, yang lebih mengejutkan adalah pengakuan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahwa Amerika Serikat (AS) telah mengetahui rencana serangan tersebut sebelum pelaksanaannya.
Apa yang Terungkap?
Pada 13 Juni 2025, Netanyahu menyatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa Israel telah memberitahukan AS tentang rencana serangan ke Iran sebelum melaksanakannya. Ia menekankan bahwa Presiden AS, Donald Trump, memiliki kebijakan tegas bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir atau kemampuan pengayaan uranium. Netanyahu juga menambahkan bahwa respons terhadap situasi ini sepenuhnya menjadi keputusan Presiden Trump .
Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai sejauh mana AS terlibat dalam persiapan serangan tersebut. Apakah AS memberikan restu secara langsung, ataukah hanya diberi informasi tanpa persetujuan eksplisit? Yang jelas, pengakuan ini menunjukkan adanya koordinasi yang erat antara kedua negara dalam menghadapi ancaman dari Iran.
Kebocoran Dokumen Intelijen AS
Sebelumnya, pada 18 Oktober 2024, dua dokumen intelijen AS yang sangat rahasia bocor dan menyebar melalui saluran Telegram “Middle East Spectator”. Dokumen tersebut, yang berasal dari National Security Agency (NSA) dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA), mengungkapkan rencana Israel untuk melakukan serangan balasan terhadap Iran. Isi dokumen mencakup analisis citra satelit, rencana latihan Angkatan Udara Israel, rute serangan drone, dan pemindahan amunisi canggih .
Salah satu dokumen juga menyebutkan kepemilikan senjata nuklir oleh Israel, yang selama ini hanya merupakan spekulasi dan tidak pernah dikonfirmasi oleh kedua negara. Kebocoran ini menyoroti kedekatan hubungan intelijen antara AS dan Israel, serta potensi risiko yang ditimbulkan oleh bocornya informasi sensitif ini.
Reaksi AS dan Penyelidikan FBI
Setelah kebocoran dokumen tersebut, FBI segera melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi sumber kebocoran. Pada 7 November 2024, Asif William Rahman, seorang analis CIA dengan izin akses top-secret, ditangkap dan kemudian mengaku bersalah atas tuduhan menyimpan dan mentransmisikan informasi pertahanan yang diklasifikasikan secara ilegal .
Pemerintah AS menyatakan keprihatinannya atas kebocoran informasi ini, yang dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap keamanan nasional. Presiden Joe Biden menekankan bahwa kebocoran semacam itu tidak dapat diterima dan akan ditindak tegas .
Dampak Global dan Reaksi Iran
Serangan Israel ke Iran dan kebocoran informasi ini memiliki dampak yang luas. Di satu sisi, serangan tersebut memperburuk hubungan antara Israel dan Iran. Yang sudah tegang akibat program nuklir Iran dan dukungan Iran terhadap kelompok-kelompok militan di kawasan. Di sisi lain, kebocoran dokumen ini dapat mempengaruhi hubungan AS dengan sekutu-sekutunya, terutama dalam hal kepercayaan dan kerjasama intelijen.
Iran sendiri telah mengutuk keras serangan Israel dan mengancam akan membalas dengan tindakan yang lebih tegas. Pemerintah Iran menyatakan bahwa serangan ini merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan mereka. Hal ini akan ada konsekuensi serius jika Israel terus melakukan agresi .
Kesimpulan
Kebocoran informasi mengenai rencana serangan Israel ke Iran. Serta hal pengakuan bahwa AS mengetahui sebelumnya menambah kompleksitas dinamika geopolitik di Timur Tengah. Meskipun AS tidak secara eksplisit merestui serangan tersebut. Koordinasi yang erat antara kedua negara menunjukkan adanya kesamaan pandangan dalam menghadapi ancaman dari Iran. Namun, kebocoran dokumen ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan informasi dan kepercayaan antara sekutu.
https://takingnotespodcast.com/