China Terancam Jadi Negara “Pikun”, Krisis Kemanusian Mengintai

Jadi Negara Pikun, Penyakit dementia menjelma jadi bom waktu bagi China. Negara Tirai Bambu bisa menghadapi persoalan – besar dalam 10-15 tahun ke depan yang menghantam sistem kesehatan dan menimbulkan krisis kemanusian. Krisis demensia di China kini dianggap sebagai ancaman kesehatan masyarakat besar dan akan memburuk seiring bertambah tuanya populasi. Saat ini China adalah negara dengan jumlah penderita demensia terbesar di dunia. Riset yang dipublikasikan di jurnal PLOS One oleh tom Fudan University memperkirakan bahwa pada 2050, dua dari tiga penderita demensia dunia akan berasal dari China.

Jadi Negara Pikun

China Terancam Jadi Negara “Pikun”, Krisis Kemanusian Mengintai – Dementia adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif yang cukup parah hingga mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang. Fungsi kognitif mencakup kemampuan berpikir, mengingat, berbahasa, mengambil keputusan, dan mengendalikan emosi. Merujuk website Alzheimer Indonesia, demensia menggambarkan serangkaian gejala, yaitu kehilangan memori, kesulitan berpikir dan pemecahan masalah bahkan bahasa. Demensia terjadi ketika otak mengalami kerusakan karena penyakit, seperti penyakit Alzheimer atau pun serangkaian stroke

China Terancam Jadi Negara “Pikun”, Krisis Kemanusian Mengintai

Penyakit dementia kini menjelma menjadi bom waktu bagi China. Negara dengan populasi terbesar di dunia ini diperkirakan akan menghadapi persoalan besar dalam 10–15 tahun ke depan. Tidak hanya menjadi masalah kesehatan, dementia berpotensi menghantam sistem sosial-ekonomi dan menimbulkan krisis kemanusiaan yang serius.

Apa Itu Dementia?

Dementia adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif yang cukup parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang. Fungsi kognitif meliputi kemampuan berpikir, mengingat, berbahasa, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

Penyakit ini tidak hanya menyerang ingatan, tetapi juga dapat mempengaruhi perilaku dan emosi penderitanya. Dalam banyak kasus, penderita dementia memerlukan perawatan penuh waktu, sehingga berdampak pada keluarga, tenaga kesehatan, dan beban ekonomi negara.

Fakta Mengejutkan Tentang Dementia di China

Menurut data dari World Health Organization (WHO), jumlah penderita dementia di China diperkirakan mencapai 15 juta orang pada 2030. Angka ini setara dengan hampir 10% populasi lansia di negara tersebut.

Lebih lanjut, laporan yang dipublikasikan di jurnal The Lancet pada 2023 menunjukkan bahwa China menyumbang sekitar 25% dari total penderita dementia di dunia. Hal ini menjadikan China sebagai negara dengan jumlah penderita dementia terbanyak secara global.

Penyebab Lonjakan Kasus Dementia di China

Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka dementia di China:

  1. Penuaan Populasi China sedang mengalami fenomena “aging society” yang sangat cepat. Seiring meningkatnya angka harapan hidup, populasi lansia bertambah pesat. Diperkirakan pada 2050, sekitar 30% penduduk China akan berusia di atas 60 tahun.
  2. Perubahan Gaya Hidup Urbanisasi yang pesat, pola makan tidak sehat, serta tingkat stres yang tinggi turut meningkatkan risiko penyakit degeneratif termasuk dementia.
  3. Kurangnya Kesadaran dan Akses Perawatan Masih banyak masyarakat China yang belum memahami gejala awal dementia, sehingga diagnosis sering terlambat. Selain itu, fasilitas perawatan khusus dementia masih sangat terbatas dan mahal.

Dampak Terhadap Sistem Kesehatan dan Ekonomi

Meningkatnya jumlah penderita dementia akan memberikan tekanan luar biasa pada sistem kesehatan China. Perawatan dementia memerlukan biaya yang sangat besar, baik untuk layanan medis, obat-obatan, maupun kebutuhan perawatan harian.

Menurut perkiraan dari Chinese National Committee on Aging, biaya perawatan dementia di China diproyeksikan mencapai lebih dari US$1 triliun pada 2030. Angka fantastis ini bisa menggerus anggaran kesehatan nasional dan mempengaruhi sektor ekonomi lainnya.

Selain itu, semakin banyak anggota keluarga yang terpaksa berhenti bekerja untuk merawat orang tua mereka. Hal ini bisa menurunkan produktivitas tenaga kerja dan memperlambat pertumbuhan ekonomi negara.

Ancaman Krisis Kemanusiaan

Di balik angka-angka statistik, terdapat ancaman krisis kemanusiaan yang nyata. Penderita dementia rentan mengalami kekerasan, penelantaran, dan diskriminasi. Banyak keluarga yang merasa kewalahan secara fisik, emosional, maupun finansial saat harus merawat penderita dementia.

Fenomena ini juga berpotensi memperlebar jurang kesenjangan sosial. Keluarga yang kurang mampu akan kesulitan mendapatkan layanan kesehatan berkualitas, sehingga memperburuk kondisi penderita.

Upaya Pemerintah China

Pemerintah China sebenarnya telah mengambil beberapa langkah antisipasi, seperti:

  • Meningkatkan jumlah panti jompo dan pusat perawatan lansia
  • Menggalakkan kampanye edukasi publik tentang dementia
  • Mengembangkan kebijakan pendanaan untuk membantu keluarga penderita

Namun, para pakar menilai upaya ini masih belum cukup masif mengingat skala masalah yang dihadapi.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Beberapa solusi yang bisa diterapkan untuk meminimalkan dampak dementia di China antara lain:

  • Peningkatan deteksi dini Program skrining nasional perlu ditingkatkan agar penderita dapat ditangani sejak dini.
  • Pelatihan caregiver Memberikan pelatihan khusus bagi anggota keluarga dan tenaga kesehatan agar lebih siap merawat penderita dementia.
  • Inovasi teknologi Pemanfaatan teknologi seperti alat pemantau jarak jauh atau aplikasi kesehatan mental dapat membantu memperbaiki kualitas perawatan.
  • Dukungan psikososial Membuka akses layanan konseling dan dukungan komunitas bagi keluarga penderita.

Pelajaran Bagi Dunia

China bisa menjadi contoh bagaimana penuaan populasi yang cepat tanpa kesiapan sistem kesehatan dapat menciptakan bom waktu sosial. Negara-negara lain, termasuk Indonesia, perlu belajar dari kondisi ini dan mulai mempersiapkan kebijakan yang berpihak pada lansia.

Kesimpulan

Dementia bukan sekadar masalah kesehatan individu, tetapi persoalan sosial yang dapat memicu krisis kemanusiaan. Dengan proyeksi jutaan penderita di China dalam dekade mendatang, negara ini menghadapi ancaman serius yang perlu diatasi sejak sekarang. Jika tidak segera diantisipasi, dementia dapat menguras sumber daya negara dan mengganggu stabilitas sosial-ekonomi. Pemerintah, masyarakat, dan komunitas internasional perlu bersinergi agar negara Tirai Bambu tidak benar-benar menjadi “negara pikun” dalam arti sebenarnya.

https://seancorcoranart.com/

https://fleurbaix.com/

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*